PERTEMUAN 5
Selasa, 30 September 2014
- Teori Kultivasi
Teori kultivasi
(cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Professor George
Gerbner, Dekan emiritus dari Annenberg School for Communication di
Universitas Pensylvania. Dimana Gerbner dan koleganya di Annenberg School for
Communication ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan
dipersepsikan penonton televisi. Tradisi pengaruh media dalam jangka waktu
panjang dan efek yang tidak langsung menjadi kajiannya. Argumentasi awalnya
adalah, “televisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, anggota yang
bercerita paling banyak dan paling sering” (Severin, 2001: 268)
Dengan kata
lain, ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan,
dipersepsikan oleh penonton televisi itu?. Bisa juga dikatakan bahwa penelitian
kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”. Menurut teori
kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton
televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun
di benak Anda tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi.
Ini artinya, melalui kontak Anda dengan televisi Anda belajar tentang dunia,
orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya.
Sebagai contoh
: dalam Film Rambo yang menceritakan tentang perang antara Amerika dengan
Vietnam. Dalam cerita tersebut, perang dimenangkan oleh Amerika. Padahal dalam
realitasnya, perang tersebut dimenangkan oleh Vietnam. Hal ini dilakukan oleh
Amerika karena Amerika menguasai teori media, oleh sebab itulah, hal ini
dilakukan agar khalayak yang menontonnya mempercayai apa yang diceritakan dalam
film tersebut.
Lima Asumsi Gerbner
- TV secara esensial dan fundamental berbeda dari bentuk media massa lainnya
- The central cultural arm karena menjadi sumber sajian hiburan dan informasi
- Persepsi seseorang akibat televisi memunculkan sikap dan opini yang spesifik tentang fakta kehidupan
- Fungsi utama televisi adalah untuk medium sosialisasi dan enkulturasi
- Observasi, pengukuran, dan kontribusi televisi kepada budaya relatif kecil, namun demikian dampaknya signifikan.
Homogenisasi Kultivasi, terbagi
menjadi dua yakni:
- Mainstreaming, yakni kultivasi terjadi pada pecandu berat televisi (menonton lebih dari 4 jam perhari) .
- Resonansi, yaitu pemirsa melihat sesuatu di televisi yang sama dengan realitas kehidupan mereka sendiri.
- Spiral of Silence
Elizabeth
Noelle-Neumann (seorang professor emeritus penelitian komunikasi dari Institute
fur Publiziztik Jerman) adalah orang yang memperkenalkan teori spiral
keheningan/kesunyian ini. Teori ini diperkenalkan melalui tulisannya yang
berjudul The Spiral of Silence. Secara ringkas teori ini ingin menjawab
pertanyaan, mengapa orang-orang dari kelompok minoritas sering merasa perlu
untuk menyembunyikan pendapat dan pandangannya ketika berada dalam kelompok
mayoritas? Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa seseorang sering merasa perlu
menyembunyikan “sesuatu”-nya ketika berada dalam kelompok mayoritas.
Asumsi Dasar Teori
Tesis teori ini
bersandar pada dua asumsi.
Pertama, bahwa orang mengetahui mana opini yang berkembang dan mana opini
yanng tidak berkembang. Hal ini disebut quasi-statistical sense karena
orang mempunyai perasaan terhadap presentase penduduk untuk dan terhadap
posisi-posisi tertentu. Quasi lebih menggunakan perasaan ketimbang data
spesifik, sedangkan Statistical Sense mengutamakan hasil data yang diperoleh. Sebagai
contoh : Menyangkut RUU Pilkada yang sedang dibahas, yakni Pilkada yang dipilih
oleh DPRD, tentunya banyak masyarakat yang Pro dan Kontra. Masyarakat yang
kontra akan hal ini tentu akan menyuarakan suara mereka dan mengatakan bahwa
mereka tidak setuju. Tetapi, bagaimana dengan masyarakat yang diam – diam menyetujui
akan kebijakan tersebut, tentu mereka tidak akan bersuara mengingat banyaknya
masyarakat yang tidak setuju. Akan tersebut, dari mana kita akan mengetahui
jika lebih banyak yang setuju atau yang tidak. Apabila kita hanya mengira –
ngira tanpa adanya data atau fakta bahwa akan banyak masyarakat yang tidak
setuju akan hal ini, itu akan masuk ke dalam Quasi. Sedangkan apabila kita memiliki data bahwa
ternyata banyak pula masyarakat yang setuju akan hal tersebut, maka ini
termasuk kepada Statistic Sense.
Asumsi kedua,
adalah bahwa orang menyesuaikan pengungkapan opini mereka terhadap
persepsi-persepsi ini.
Kekuatan Media (Newman, 1984)
- Kehadirannya di mana-mana (ubiquity)
- pengulangan pesan yang sama (Kumulasi)
- Konsensus tentang nilai-nilai diantara Pekerja Media.